Senin, 06 Juni 2011

LOMBA FOTO & PAMERAN FOTO HARI LINGKUNGAN HIDUP

ORGANIZER  BY : 
KOMUNITAS PENGGIAT ALAM DAWEN BAHIJUA ADVENTURE & OUTBOUND,
KOMUNITAS FOTOGRAFI KAPUAS, KASKUS DIVISI KAPUAS
SEBUAH WUJUD KERJA NYATA GENERASI MUDA KABUPATEN KAPUAS

Minggu, 24 April 2011

KODE ETIK PENCINTA ALAM INDONESIA


- Pencinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

- Pencinta Alam Indonesia sebagai bagaian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawb terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, dan Tanah Air.

- Pencinta Alam Indonesia sadar bahwa segenap pencinta alam adalah saudara sebagai makluk yang memliki alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.

Sesuai dengan akikat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan sebagai berikut:

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Memelihara alam besrta isinya serta menggunaka sumber alam beserta isinya.

3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air

4. Menghargai tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia sebagai kerabatnya

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antar sesame pencinta ala sesuai dengan Asas Pencinta Alam

6. Berusaha saling membantu serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian kepada Tuan, Bangsa, dan Negara

7. Selesai

Fotografi Alam Terbuka


Memotret di alam bebas, adalah bentuk kegiatan positif yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Khususnya jika kita memotret wilayah hutan rimba ataupun gunung. Cuaca yang tak mudah di tebak dan medan yang di lalui juga tak mudah adalah kesulitan pertama bagi pecinta fotografi di alam bebas. Lalu, kita masih memikirkan perbekalan selama berkegiatan dan tehnik membawanya, tentu karena perjalanan yang tidak sebentar dan jauh, akan menimbulkan kelelahan tersendiri. Hasilnya, karena lelah maka saat kita memotret, hasilnya pun tak akan sempurna. Faktor ini juga yang membuat kita malas memotret, bahkan juga malas mengeluarkan kamera. Berikut adalah tips memotret di daerah gunung hutan rimba.

Jika  anda tergolong seseorang yang senang bepergian dengan menggunakan kamera saku, juga tak perlu berkecil hati jika ingin merekam keindahan alam bebas yang dilihat. Karena dengan kamera saku, khususnya kamera saku digital juga dapat menghasilkan foto alam bebas yang indah dengan mudah.

Fasilitas - fasilitas yang komplit dalam software dapat membantu menciptakan foto-foto alam bebas yang biasa dibuat dengan kamera saku menjadi luar biasa. Hal itu terjadi karena foto dapat dimanipulasi dengan memanfaatkan komputer. Asal mahir mengoperasikan komputer, setidaknya dapat menghasilkan foto yang baik dan menarik dari sebuah foto biasa yang dihasilkan kamera saku. Dengan cara ini bahkan tak perlu menjadi seorang profesional untuk menghasilkan foto yang baik.

SARAN BERFOTO DI ALAM BEBAS

Kesalahan yang sering terjadi:
1. Posisi kamera tidak pas atau goyang - goyang
2. Pencahayaan bervariasi ( terlalu terlihat di langit atau awan ) karena pengambilan yang kurang serentak
3. Stitching kurang memuaskan secara otomatis, maka harus dilakukan manual dengan merubah titik control ( ada di Panomaker )
4. Cek kembali lensa yang dipakai.

Persoalan komposisi harus ditentukan secara hati - hati. Karena itu perhatikan latar depan, latar belakang, perspektif dan horizon, dengan pembagian ruang yang harmonis saat melakukan pemotretan.

CAHAYA
Yang baik untuk kebutuhan foto pemandangan adalah cahaya alam sesaat matahari terbit atau sebelum sang surya terbenam. Hal itu karena bayangan terentang panjang, warna-warni menjadi matang dan langit tampak bersinar. Karena itu dianjurkan untuk tidak terlalu terburu - buru dalam melakukan pemotretan pemandangan. Sebaiknya, untuk selalu bersabar menunggu atau menanti cahaya matahari terbaik sehingga tercapai hasil foto dengan penyinaran yang baik. Arah cahaya dari samping yang dihasilkan oleh matahari pagi atau sore menghasilkan tekstur dengan karakter yang khas. Karena itu pilihlah keadaan dengan memadukan objek dan karakteristik yang sesuai kondisi cahaya.

PEMBINGKAIAN
Lakukan pembingkaian dengan cara terlebih dahulu mempelajari suatu keadaan sehingga bisa memilih sesuatu. Apakah itu batang pohon kering, dedaunan, bangunan, bukit untuk memperkuat foto dengan memanfaatkannya sebagai latar depan ( foreground ) atau latar depan ( background ).

DIAFRAGMA
Sebaiknya gunakan pemakaian diafragma kecil sehingga didapatkan hasil foto dengan ketajaman luas, yaitu latar depan hingga latar belakang tampak tajam semua. Seperti yang harus dilakukan jika memakai lensa sudut lebar untuk memperbesar jarak antara yang dekat dengan yang jauh.

CAKRAWALA
Biasakan memainkan peran cakrawala dengan menempatkannya pada bagian bawah bila ingin menonjolkan bagian tas, misalnya langit yang luas menawan, cakrawala tinggi. Atau menempatkannya pada bagian atas bila ingin menonjolkan bagian bawah foto yang menarik sekaligus untuk menerangkan bahwa sudut pemotretan dari ketinggian.

ALAM
Manfaatkan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam, seperti keadaan cuaca, mendung, salju dan sebagainya, karena semua itu bisa mempengaruhi emosi yang kuat bagi terciptanya foto. Dengan peralatan memadai dan perencanaan yang baik, memotret alam bebas sesuai yang diperkirakan akan sangat mungkin menjadi kenyataan. Dan hal itu tentu akan terjawab dan tergambar pada foto bila kita sendiri mencintai alam. Sebab sesungguhnya selalu ada sesuatu yang indah yang dikeluarkan oleh alam.

Alam memang tak ada habis - habisnya menyuguhkan pesona. Seorang fotografer yang baik, dapat menangkap scene atau gambar yang indah untuk selanjutnya diambil dalam landscape photography. Foto alam selain untuk koleksi pribadi yang menyejukkan mata, juga diperlukan untuk mereka yang bekerja mempromosikan wisata alam. Selamat berfoto dengan alam....

Search and Rescue


Kegiatan SAR bertujuan untuk mencari dan menolong, secara efektif dan efisien, jiwa manusia dan sesuatu yang berharga yang berada dalam keadaan mengkhawatirkan (distress). dalam kegiatannya, pelaksanaan SAR, berpegang pada prinsip cepat, cermat, dan cekatan (3C). Hal ini berarti :

1. Anggota unit SAR harus dapat berpikir dan bertindak cepat sesaat setelah mendengar berita kecelakaan atau kehilangan.
2. Anggota unit SAR harus dapat membuat strategi dengan cermat, dengan persiapan dan perhitungan yang matang dan terkoordinasi.
3. Anggota unit SAR harus dapat melaksanakan strategi yang telah dibuat dengan cekatan dengan teknik yang terlatih dan berdisiplin tinggi.

Organisasi SAR yang ada di Indonesia
BASARI (Badan SAR Indonesia)
BASARI terdiri dari enam orang menteri, yaitu :
1. Menteri Keuangan
2. Menteri Pertahanan dan keamanan
3. Menteri Dalam Negeri
4. Menteri Luar Negeri
5. Menteri Sosial
6. Menteri Perhubungan
BASARI akan berperan dalam operasi SAR dengan skala yang sangat besar

BASARNAS (Badan SAR Nasional)
Basarnas terkoordinasi dibawah menteri perhubungan. Basarnas selaku lembaga pelaksana tingkat pusat yang mempunyai tugas pokok membina dan mengkoordinasikan semua usaha dan kegiatan SAR sesuai dengan peraturan SAR nasional maupun internasional. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Basarnas mempunyai fungsi menyusun kebijaksanaan teknis, membina, dan mengkoordinasikan pengendalian operasi, menilai dan evaluasi, menyusun rencana dan program serta melakukan hubungan kerja sama.

Kantor Koordinasi Rescue (KKR)
KKR bertugas menyelengarakan suatu aparat koordinasi guna mengkoordinasikan semua unsur SAR dan fasilitas SAR serta kegiatan lanjutan di dalam wilayah tanggung jawabnya. Untuk wilayah tanggungjawab SAR Indonesia dibagi menjadi empat wilayah KKR, yaitu:
1. KKR Wil. I di Jakarta
2. KKR Wil. II di surabaya
3. KKR Wil. III di Ujung Pandang
4. KKR Wil. IV di Biak

Sub Koordinasi Rescue (SKR)
SKR bertugas untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan penggunaan fasilitas Sar, sarana/material dan personil di daerah tanggung jawabnya.

Organisasi Misi SAR
berdiri sendiri yang dibentuk untuk menanggulangi suatu operasi SAR. Dibawah ini menjelaskan organisasi misi SAR sesuai dengan tingkatannya.

1. SAR Coordinator (SC)
SC biasanya dijabat oleh orang yang berpengaruh dan memiliki jabatan yang tinggi di pemerintah daerah, tempat berlangsungnya operasi SAR. Bagi daerah yang terdapat kantor KKR/SKR, Sc dijabat oleh Kabasarnas, sedangkan bagi yang tidak terdapat kantor KKR/SKR. Kabasranas mendelegasikan kepada gubernur Kepala Daerah Tk. I

2. SAR Mission Coordinator (SMC)
SMC dijabat oleh orang yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang tinggi serta pengalaman tertentu dan telah mendapat persetujuan Kabasarnas.
3. On Scene Commander (OSC)
Di tiap lokasi musibah, Satuan Tugas SAR dipimpin oleh OSC, beberapa OSC dibawah kendali seorang SMC. OSC sering diterapkan pada lokasi atau daerah yang memiliki dua buah gunung dalam satu area.

4. SAR Rescue Unit (SRU)
SRU merupakan Satgas SAR yang terdiri ats Tim Sar, pesawat, dan Kapal.

Definisi-definisi
- Initial Location (lokasi antara), yaitu :
a. aerospace position
b. parachute opening position
c. Surface Position
d. Underwater Position
e. Datum dan Drift datum
- Datum
Adalah kemungkinan lokasi dari search object melalui koreksi dari drift pada banyak arah gerakan yang penting selama misi berlangsung. Drift adalah gerakan terarah dari search object yang disebabkan oleh faktor alam seperti angin, aliram sungai dll.

1. Datum Point adalah titik yang dinyatakan bila posisi antara search object yang diketahui
2. Datum Line adalah garis yang menghubungkan dua atau lebih datum
3. Datum Areal adalah lokasi search object diperkirakan. Ini paling dibutuhkan bila posisi antara dan jalur lintasan tak dapat diketahui
4. Sistem SAR
Sistem SAR terdiri dari lima tahapan SAR dan didukung oleh lima komponen pendukung.. Sistem SAR diaktifkan bila diterima informasi munculnya keadaan darurat atau ketika tidak lagi diharapkan pertolongan.

Tahapan SAR
1. Tahap Kekhawatiran (Awarness Stage)
Adalah tahapan dimana suatu keadaan darurat di duga kan muncul termasuk penerimaan informasi keadaan darurat.
2. Tahap Kesiagaan (Initial Action Stage)
Adalah persiapan untul menyiagakan fasilitas SAR dan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas, antara lain :
  • Mengevaluasi dan mengklasifikasikan informasi yang didapat
  • Menyiapkan fasilitas SAR
  • Pencarian awal dengan komunikasi (Precom)
  • Perluasan pencarian dengan komunikasi (Excom)
3. Tahap Perencanaan (Planning Stage)
Pada tahap perencanaan ini, dituntut suatu perencanaan yang efektif. Pelaksanaannya adalah daerah gerak yang merupakan daerah pencarian.
Tahap perencanaan pencarian (Search Planning Event)
Ada empat tahap pencarian yang berurutan, yaitu :
1. Menghitung / memperkirakan Datum atau Most Probable Position
2. menentukan luas area pencarian (Search Are)
3. Menentukan pencakupan daerah yang diinginkan (Area Coverage)
4. Mengembangkan perencanaan pencarian yang mungkin dilaksanakan dengan menggunakan unit pencari (SRU).

Urutan perencanaan pencarian (Search Planning Sequence)
Secara umum urutan pencarian adalah sebagai berikut :
  • Menentukan posisi kejadian darurat dan mempertimbangkan pengaruh angin, arus air, dan hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap gerakan korban sejak waktu kecelakaan terjadi, sampai tibanya unit pencari di tempat kejadian.
  • Menentukan luas area pencarian untuk kemungkinan kesalahan perhitungan dari faktor-faktor yang terpengaruh pada survivor.
  • Memilih pola pencarian terbaik yang akan digunakan. Dalam hal ini yang sesuai dengan situasi dan kondisi saat kejadian kecelakaan tersebut.
  • Tipe dari search target yang dicari, dipertimbangkan jarak target minimum untuk dapat dideteksi oleh alat sensor unit pencari. Lebar penyapuan dan jarak alur (search track) harus diperhitungkan dan ditentukan untuk perkiraan kemampuan pendeteksian (probability of detection).
  • Jumlah SRU yang tersedia dan keterbatasan pada faktor-faktor lain juga diperhitungkan bila dianggap perlu untukmengembangkan perencanaan pencarian agar dapat melengkapi atau mengatasi suatu keadaan tertentu yang mungkin muncul.

Tingkatan perencanaan pencarian (Degree of Search Planning)
Secara umum tingkatan ini membutuhkan pertimbangan :
1. Keadaan lingkungan dan ketetapan laporan posisi insiden
2. Bisa tidaknya unit SAR yang terlatih/tersedia terpakai
3. Waktu yang terlewat sejak terjadinya kecelakaan
 

Pola-pola pencarian
Setelah lokasi dan luas search area ditentukan, suatu pencarian yang sistematis terhadap target haruslah direncanakan. Pemilihan pola-pola pencarian bergantung pada beberapa faktor antara lain : ketepatan datum, luas area, SRU yang tersedia dan fasilitas SRU, kondisi dan cuaca medan search area, besar /ukuran search object.

1. Confinement Mode
Adalah suatu cara pencarian dengan cara menetapkan garis batas pencarian untuk mengurung orang yang hilang agar berada dalam lokasi pencarian. Dalam praktek, cara ini sulit diterapkan dari segi teknisnya sehingga pemecahannya dilakukan dengan metode :

a. Trail Block, Tim kecil ini dikirim untuk memblokir jalan setapak yang keluar masuk search area
b. Road Block, Sama seperti Trail Block, hanay saja yang diblokir adalah jalan yang cukup besar
c. Look Out, Satu orang atau satu tim ditempatkan di lokasi strategis dan memungkinkan untuk melihat bebas ke arah pencarian.
d. Camp In Ini sama saja denggan look out, hanya saja ditempatkan didalam search area, bukan diperbatasan. Biasanya mudah dijangkau oleh tim pencari
e. String Line, cara ini memakan waktu yang lama, tetapi sangat efektif yaitu membuat pagar dar tali dengan keterangan pada tali tentang lokasi base camp atau camp in.

Kenali Cuaca Dari Tanda - Tanda Alam


Cuaca juga bisa di kenali dari tanda - tanda alam, jadi, jika menemui tanda alam berikut ini, segeralah berbuat untuk mengamankan raga. Jangan anggap sepele, atau kadang yang sering terdengar, jika hujan turun, akan mengeluarkan ungkapan, " Ah, paling cuma basah dan dingin.." Padahal, di tengah alam, kita sulit memprediksi, akan seperti apa nanti jika hujan turun? Kebanyakan hujan di tengah alam bebas juga di sertai badai. Jadi ketahuilah sebelum terlambat.

KABUT
Bila terdapat kabut tipis dan merata yang membumbung tinggi ke atas, berarti kurangnya uap air di udara dan itu menandakan cuaca akan selalu cerah. Cuaca yang terang benderang di pagi hari pertanda cuaca hujan pada hari itu, apabila kemarinnya telah turun hujan. Sedangkan langit yang ditutupi awan kemudian mulai terang pada pagi hari, menandakan cuaca cerah. Jika ada kabut di atas lembah pada pagi hari, hari itu pertanda cuaca akan baik, sedangkan di gunung - gunung menandakan akan turunnya hujan. Udara sejuk dan ada embun di pagi hari, menunjukkan bahwa cuaca baik tapi panas dan kering, biasanya hujan akan turun di siang hari.

AWAN
Jika langit diliputi awan tebal dan gelap menandakan akan turun hujan yang lebat.

MATAHARI
Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis - garis awan yang kehitaman, pertanda akan ada hujan, tapi jika berwarna bersih dan terang cuaca pertanda baik. Matahari terbit dengan warna kemerah - merahan yang terang cuaca bertanda cuaca baik, jika warna merah dicampuri garis kekuning - kuningan pertanda akan hujan lebat. Jika matahari terbenam dengan warna kekuning - kuningan / orange pertanda akan ada hujan, tetapi bila warna merah muda pertanda cuaca akan baik. Warna merah pada matahari terbenam berarti akan terjadi angin yang cukup kencang.

BINTANG
Apabila pada malam hari di langit cahaya bintang terang sekali, maka sudah dipastikan bahwa pada malam itu cuaca akan cerah, sedangkan bila cahayanya tampak suram pertanda cuaca kurang baik / akan buruk.

BULAN
Bulan terlihat terang dan bersinar menandakan cuaca akan baik, tapi apabila bulan diliputi awan gelap di sekelilingnya, berarti hujan akan turun. Sedangkan jika ada lingkaran putih ( halo ) yang melingkari bulan menandakan tidak ada ketentuan cuaca pada malam ini.

Mountaineering


GUNUNG

Gunung dalam garis besarnya dibagi menjadi dua, yaitu gunung yang masih aktif dan gunung yang tidak aktif (mati). Gunung berapi yaitu tempat meletusnya magma pada permukaan bumi. Kebanyakan gunung berapi terdapat di

tepi laut yang dalam, berdasarkan bentuknya gunung berapi dapat dibagi menjadi tiga macam:

1. GUNUNG BERAPI PERISAI

Jika yang keluar dari kawah hanya lava cair maka gunung iitu selalu meleleh, tidak dapat tertimbun tinggi dan lerengnya sangat landai, sehingga menyerupai perisai.
2. GUNUNG BERAPI STRATO
Jika selain lava cair yang keluar juga bahan padat dari kawah, maka makin lama terjadilah timbunan-timbunan yang semakin tinggi akibat lava cair dan benda padat, dan terjadilah genung berapi yang berbentuk kerucut.


3. GUNUNG BERAPI MAAR
gunung berapi yang meletus sekali saja sesudah itu segala peristiwa vulkanisme terhenti, maka yang tertinggal hanya kawahnya, maka inilah yang disebut maar.

Berdasarkan gas yang dikeluarkan gunung berapi dapat juga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1.jenis yang mengeluarkan gas asam klorida (HCL)atau fumarol yang biasanya bertemperatur lebih tinggi dari 180 C.
2.jenis yang mengeluarkan gas–gas sulfide dan asam belerang (SO2, H2S) atau sulfatara. Biasanya bertemperatur antara 100-180 C.
3.jenis yang mengeluarkan gas karbon monoksida (CO) tau karbon dioksida (CO2) atau moffet dengan temperature sekitar 100 C.
jenis yang pertama adalah jenis yang sudah hampir padam dan yang lainnya adalah jenis yang makin aktif.



MOUNTAINEERING

Mental, keterampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang tinggi bagi seorang pendaki merupakan suatu factor penentu dalam aktivitasnya, hal ini disebabkan karena tantangan yang dihadapi mempunyai kualitas sendiri. Kemampuan Navigasi darat (Peta dan Kompas) serta survival adalah pelajaran yang harus dikuasai.
Pada hakikatnya tantangan dan resiko yang dihadapi merupakan ujian untuk melihat kemampuan diri di tengah kerasnya keidupan alam, kendala yang dihadapi dalam sebuah perjalanan pendakian berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan perjuangan atas diri sendiri.

JENIS PENDAKIAN

Mendaki gunung mempunyai tingkat dan klasifikasi yang berbeda. Seperti yang selalu kita dengar dengan istilah mountaineering atau istilah lainnya mencakup pengertian perjalanan melintasi bukit hingga ekspedisi ke himalaya, padahal menurut bentuk dan jenis medan yang dihadapi mountaineering erbagi dalam 3 bagian yaitu :

1.Hill Walking/ Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit atau gunung-gunung yang relative landai, tanpamembutuhkan peralatan tekhnis, hal utama dalam pendakian ini adalah jaluratau route yang tersedia.misal : perjalanan ke puncak gede
2.Scrambling
Tahap pendakian pada permukaan yang tidak terjal, namun tangan digunakan untuk keseimbangan. Bagi pemla tali sebaiknya dipasang untuk pengaman sekaligus mempermudah perjalanan. Contoh : perjalanan kesekitar gunung gede bila melalui gerbang cibodas.

3.Climbing
Kegiatan pendakian ini membutuhkan penguasaan tekhnik dan penguasaan peralatan. Climbing dibagi 2 macam :
a. Rock climbing yaitu pendakian yang berkisar pada pemanjatan tebing batu yang cukup terjal.
b. Ice Climbing yaitu pemanjatan pada dinding yang permukaannya tertutup salju dan es. Dalam hal ini sangat dibutuhkan peralatan khusus, seperti : ice axe, crampon, ice screw, dll.
- Montaineering
Merupakan gabungan perjalanan dari semua perjalanan di atas. Bisa berhari-hari, berminggu- minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping penguasaan tekhnik mendaki, hal lain yang perlu diperlukan untuk dikuasai adalah menajemen ekspedisi, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian dan lainnya contoh : Ekspedisi ke Himalaya.


KLASIFIKASI PENDAKIAN

Klasifikasi pendakian berdasarkan pada tingkat kesulitan medan yang dihadapi
(menurut sierra club)
Kelas 1
Berjalan tegak tanpa memerlukan perlengkapan yang khusus (walking).
Kelas 2
Medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan pembantu keseimbangan sangat diperlukan (scrambling)
Kelas 3
Medan semakin sulit sehingga dibutuhkan tekhnik pemanjatan tertentu, namun tali pengaman belum dibutuhkan (climbing).
Kelas 4
Kesulitan bertambah tali pengaman piton untuk dibutuhkan (exposed climbing)
Kelas 5
Rute yang dialui sulit, namun peralatan (tali,sling, piton,dll) masihberfungsi sebagai pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6
Tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah, ronggaatau daya geser yangdiperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aided climbing).

PERLENGKAPAN DASAR

1.Ransel
Ringan
Kuat
Sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan
Nyaman dipakai dan praktis.
2.Sepatu
- Melindungi tapak kaki sampai mata kaki, kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri, lunak dan nyaman bagian dalamnya, keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu, bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku, terdapat lubang ventilasi.
3.Kaos kaki
menyerap keringat, menghindari lecet pada kaki
menjaga agar telapak kaki tetap dapat terventilasi.
Menjaga agar kaki tetaphangat.

4.Celana Lapangan
Kuat, lembut, ringan, praktis
Tidak mengganggu pergerakan kaki
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Praktis dan mudah kering
5.Baju lapangan
Berlengan panjang, melindungi tubuh dari sengatan matahari, gesekan dari dahan dan duri.
Melindungi tubuh dari kondisi sekitar
Kuat, ringan, tidak mengganggu pergerakan
Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
Praktis, mudah kering
6.Topi lapangan
Melindungi kepala dari kemungkinan cedera
Melindungi kepala dari curahan huan, terutama kepala bagian belakang kuat dan tidak mudah robek.
7.Sarung tangan
Sebaiknya terbuat dari kulit
Tidak kaku dan tidak menghalangi pergerakan.
Kegunaannya adalah melindungi tangan dari duri atau daun berbahaya, binatang kecil pembuat gatal waktu menyibak semak, juga saat memegang golok agar tidak lecet, memegang nesting panas.
8.Ikat pinggang
Terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tapi teguh. Kegunaan ikat pinggang selain menjaga agar celana tidak melorot juga untuk meletakan alat-alat yang perlu cepat dijangkau, seperti pisau pinggang, tempat air minum, dll.
9.Lampu senter
Pilih yang water proof dan dilapisi karet
Selalu membawa bola lampu dan battery cadangan.
10.Peluit / whistle
11.Pisau
Pisau saku serba guna yang mempunyai beberapa fungsi ataupun pisau tebas / golok.

12.Perlengkapan tidur
Satu set pakaian tidur, kaos kaki untuk tidur.
Sleeping bag
Matras
Tenda/ ponco/ plastic untuk bivak
Jaket
13.Perlengkapan masak dan makan
Alat masak lapangan (nesting, trangia, dll.)
Alat Bantu makan (Sendok, piring, dll)
Alat pembuat api (paraffin, spirtus, dll)

PERALATAN TAMBAHAN

Walaupun tidak penting tetapi ada baiknya di bawa untuk mmenambah kenyamanan dalam perjalanan.
Gaiter
Balaclava/ Skibu
Kaca mata
Bandana
Slayer

HUTAN

Jika kita membayangkan hutan itu seperti kebun binatang yang didalamnya banyak binatang buas yang hampir tidak pernah kita lihat dengan pepohonan yang menjulang tinggi disertai suasana yang seram dan udara yang lembab dan jarang orang menapakinya, maka itu adalah hutan yang masih murni dalam keadaan aslinya, yang pada masa sekarang sudah sangat sulit kita temukan. Rata-rata setiap hutan telah ditambah dan dijamah manusia.

Menurut vegetasi yang terdapat didalamnya hutan dibagi menjadi 13 macam, antara lain:

1. HUTAN MANGROVE
sering pula disebut hutan bakau, istilah bakau dipakai untuk mengacukan bahwa hutan bakau tersebut hanyalah terdiri dari pohon bakau melulu.
Bila kita menjelajahi hutan tersebut yang perlu kita perhatikan adalah adanya pasang surut air laut, sedangkan untuk minum dapat dipakai air tawar.

2. HUTAN RAWA AIR TAWAR
Hutan ini terletak dibelakang hutan mangrove. Pohon-pohon yang terdapat biasanya tinggi-tinggi, bahan makanan biasanya diperoleh dari pohon sagu atau pohon pandan, keanekaragaman flora didaerah ini sangat banyak ragamnya.

3. HUTAN TERNAK AIR TAWAR
vegetasi ternak air tawar didomonasi oleh rumput kupai, biasanya terdapat di danau-danau disungai manhakam, kaltim.

4. HUTAN TEPI SUNGAI
Hutan ini sering disebut Riparian forest, terdapat disepanjang besar termasuk vegetasi rawa musiman, daerah ini merupakan daerah transisi dengan hutan air tawar.


5. HUTAN SAGU
sagu adalh habitat tumbuhan yang menyebar luas dihutan rawa air tawar.

6. HUTAN RAWA GAMBUT
Hutan ini ditandai dengan dengan jenis flora yang terbatas, praktis jarang didapatkan tumbuhan yang bisa dimakan. air didaerah seperti ini juga tidak dapat diminum.

7. HUTAN VEGETASI PANTAI PASIR DAN KARANG
praktis didapatnya makanan sangat sulit, karena hanya terdiri dari komunitas tumbuhan pendek, seperti rumput dan tumbuhan menjalar.

8. HUTAN HUJAN PAMAH DITEROCARPACEAE
hanya terdiri dari pepohonan yang lebat dan tinggi, dapat mencapai 45 meter sampai 60 meter, sangat mengganggu jarak pandang kita bila kita menyeruak pada daerah hutan ini.

9. HUTAN KERANGAS (HEAT FOREST)
hutan ini terdapat pada kawasan hutan hujan pamah pada ketinngian 0-800 meter. Terdapat terutama didaerah Kalimantan dan Sumatra, hutan ini sangat sensitive, bila terjadi kerusakan sangatlah sulit kembali seperti sedia kala.

10. HUTAN PEGUNUNGAN BAWAH (LOWER MOUNTAIN FOREST)
Terdapat pada ketinggian 1000-2500 meter, biasanya ditandai dengan pohon-pohon yang semakin rendah dan berdiameter semakin kecil dengan bertambahnya ketinggian, pada ketinggian diatas 1500 meter banyak kita jumpai berbagai jenis lumut dan anggrek epifit.

11. HUTAN PEGUNUNGAN ATAS (UPPER MOUNTAIN FOREST)
hutan ini terdapat pada ketinngian sampai batas 3300 meter. Jenis pohon yang paling sering ditemui adalah jenis conifer,
teruta jenis pinus marcussi, paku pohon dan pandanus sp. Merupakan tumbuhan yang dapay digunakann dalam keadaan survival.

12. HUTAN SUBBALPIN BAWAH (LOWER SUBBALPINE FOREST)
Kisaran ketinggiannya adalah 2400-3800 meter, yang secara esensial merupakan hutan yang beriklim sedang. Cirri khas hutan ini adalah lapisan lumut-lumut tebal pada cabang pohon diatas tanah.

13. HUTAN SUBBALPIN ATAS (SUBBALPINE UPPER FOREST)
Untuk diindonesia hanya terdapat di irian jaya, terletak pada elevasi sekitar 3800-4200 meter, mudah terdapat salju dan tidak terdapat apa-apa kecuali tumbuhan perdu.